Senin, 30 Juni 2014

Belajar itu tidak hanya di 'Bangku'

Belajar, sebuah kata yang selalu menjadi kesan di setiap hari saya.
Sejak akhir pendidikan SMA, saya mulai sadar betapa kurangnya harga dari diri saya di dunia ini untuk dikenang dan diterima orang lain. Sejak kecil mungkin telah banyak orang yang membenci saya, membenci perilaku saya, dan merasa sakit hati karena saya. Semua itu adalah resiko dari perkembangan diri kita. Namun apakah semua itu hanya akan berakhir menjadi sebuah dosa daja kawan?
Yup, pada hakikatnya setiap perbuatan kita akan menyuguhkan berbagai efek, baik itu positif maupun negatif. Namun tinggal bagaimana kita menyikapi, apakah itu akan menjadi titik tolak menuju perbaikan atau tidak.

Kalau boleh cerita, dulu saya adalah orang yang pendiam. Saya sama sekali tidak suka berbicara dengan orang lain, terkadang saya berpikir apa sih pentingnya ngomongin anjing yang tadi pagi lewat di depan rumah itu punya gigi yang gede-gede? Apa coba?
Apa pentingnya ngobrolin makanan kesukaanmu waktu sahur mungkin sama temen-temenmu? Kan tiap orang punya selera masing-masing.
Namun jika ditelaah dan saya pikir baik-baik, inti permasalahannya bukan seberapa penting dan menarik konten yang sedang kita bicarakan namun seberapa efektifkah pembicaraan itu bisa menjalin persahabatan dengan orang yang sedang kita ajak bicara. Bayangkan jika kamu punya teman namun tak pernah mengajak ngobrol itu sama saja cuma punya kartu nama dia tapi gak kenal sama sekali. Beda jika kita selalu berusaha ngobrol dengan dia, kita akan sedikit demi sedikit nyaman dengan dia, begitu juga dengan lawan bicara kita akan mulai mengenal dan nyaman berada di dekat kita.

Lain cerita lagi, saya adalah orang yang suka buka facebook. Facebook adalah salah satu jalan saya memperoleh informasi dari dunia luar. Saya sering share berbagai info dan sedikit mengomentarinya. Namun terkadang apa yang saya pikirkan dan tuliskan berbeda dengan persepsi yang orang lain tangkap, lalu salah siapa? Salah saya
Saya ternyata kurang dapat mengemas informasi yang di otak saya dengan bahasa yang dapat menyampaikan dengan benar. Ternyata ke-efektifan penyampaian informasi melalui verbal tidak sama dengan komunikasi gestur, jelas akan memberikan persepsi yang berbeda. Sebuah pelajaran yang berharga bagi saya.

Dan di dunia ini kita akan belajar bagaimana keberagaman orang, cara untuk kita memahami sesama bukan hanya sekedar berkutat dalam pemikiran kita yang selalu kita pegang erat. Entah itu benar ataupun salah.
Kita mampu memperoleh banyak opini di sekitar kita, sehingga mampu memberikan dorongan pengelaman dan pembelajaran seberapa kurangkah diri kita.

Well, tetap semangat dalam menjalani hidup. hidup adalah ladang untuk kita menjadi lebih baik dan mengumpulakan yang baik untuk masa yang kita belum ketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan posting komentar anda :)